Sabtu, 07 Februari 2009

Akulah Debu Yang Beterbangan - - @gholib H.



AKULAH DEBU YANG BETERBANGAN

Dua puluh tujuh September dua ribu tujuh ku tulis kata sebagai mediasi debu yang ingin berkata. “Debu” yah…akulah debu, materi yang dapat menggantikan air wudlu dikala seorang hamba yang beragama Islam hendak bersuci tidak menemukan air untuk menghadap sang Maha Pencipta. Demi ketundukanku pada yang Maha Pencipta, kurelakan diriku disentuh, dijamah manusia untuk mengusap lengan dan wajahnya mensucikan dirinya.

Aku juga materi yang dapat mengganggu mahluk disekelilingku dikala angin menghembus membawaku terbang melayang tak pasti, tak jarang bola-bola mata yang melihat kesana kemari ku higgapi, aku kotori mahluk yang berlalu lalang kesana kemari, aku hampiri aku penuhi rumah-rumah mereka dengan tubuhku yang terombang ambing spoi sampai badai angin yang membawaku. Tak jarang bakteri dan virus-virus nakal mengambil kesempatan diatas kesempitanku, hingga tak jarang pula aku menjadi kambing hitam mahluk yang merasa teganggu akan keberadaanku.

Wahai mahluk sejagad bumi, melalui tulisan pengganti lisan ini aku sampaikan permohonan ma’afku… Aku hanyalah sebuah materi, benda mati dalam ketidakberdayaan untuk berusaha menjadi teman sejati yang mampu berikan manfaat bagimu.

Daku hanya turut berharap dan berdoa untuk semua, semoga mereka mahluk yang berakal, senantiasa sehat akalnya untuk menjalankan apa yang ingin nurani lakukan di muka bumi. Menerima keberadanku sebagai butir-butir kelembutan yang senantiasa ada dalam perjalanan setiap insan yang sedang berlalu lalang berkelana menuju ridlo-Nya. Andaipun kebaradaanku membuat terganggu kenyamanan, kebersihan, keindahan lingkungan, rumah benda-benda yang ada, bukan maksud daku berbuat demikian. Itu semua hanya Karena ketidakberdayaan semata atas siapa yang membawa daku. Karenanya semoga insan-insan yang telah dimuliakan oleh Tuhannya dengan dikarunia akal bisa menyadari dan memahami akan semua. Sehingga mampu menolong daku dari ketidakberdayaan ini. Wahai insan... aku juga punya cita mulia, cita-cita untuk meraih ridlo-Nya. Karenanya jadikanlah daku terjaga dari virus-virus dan bakteri yang memanfaatkan aku untuk ketidakstabilan kehidupan, jadikanlah daku suci dan teman setia untuk mensucikan diri dikala sahabat air tak lagi ditemukan.

Andai ku mampu bangkit dari ketidakberdayaan ini, sudah pasti tak kan ada lagi yang terganggu karena keberadaanku… andai engkau mau berbagi akal yang telah Tuhan karuniakan padamu, engkau tak usah repot-repot lagi berpikir mencari cara bagimana menjauhkan diriku darimu…

Rumah tua

@gholib H. / 00:32 / 27 Sep’07


1 komentar:

topx mahmoed mengatakan...

dalem banget kang, menyelaminya!!! jo sampe tenggelam loh ....